Siapa di sini yang waktu kecil pernah baca, nyebut, atau bahkan ngeh nya kalau Hotel Ibis itu Hotel Iblis? Kalau ada yang pernah begitu, berarti kita sama, hehe.. Di masa pandemi ini aku dapet kesempatan untuk menginap di Hotel Ibis Den Haag, pengalaman pertama buat ku mencicipi hotel dari jamanku kecil ini.
Serem nggak sih, kan lagi pandemi? Tentunya takut di awal tapi juga excited karena akhirnya bisa vacation kecil-kecilan walau hanya untuk semalam. Apalagi waktu memesan hotel kami tidak tahu akan dapat hotel apa karena mesennya pake aplikasi bidding harga hotel.
Jadi sistemnya adalah website ini akan menampilkan beberapa hotel dengan deskripsi masing-masing namun tidak menampilkan nama hotelnya. Kita bisa mulai nge- bid berapa pun dari harga yang tertera di situ. Jangka waktu nya pun disediakan oleh website tersebut.
Kami pun iseng-iseng menaruh bid 34 euro dari harga sebelumnya yang 32 euro. Deskripsinya adalah berada di pinggir pantai Den Haag, pemandangan ke pantai, dan beberapa deskripsi lainnya yang menurut kami menarik untuk dicoba.
Hotel Bid

Setelah waktu bidding selesai kami pun mendapat notifikasi kalau kami berhasil mendapatkan hotel yang kami bid sebelumnya. Mereka mengirimkan email kalau hotelnya adalah Hotel Ibis Den Haag, nomor telepon yang bisa dihubungi dan juga alamat lengkapnya (karena ada Hotel Ibis lain di Den Haag yang berada di tengah kota).
Kami bid di pagi hari sekitar pukul 10:00 lalu mendapatkan hasil pukul 11:00 pagi. Kami pun memutuskan untuk mengambil hotelnya di hari itu juga, dan mulai berkemas untuk berangkat ke Den Haag.
Persiapan yang seadanya karena kami benar-benar tidak ada planning apa pun sebelumnya. Ditambah lagi aku nggak tahu apa pun tentang Den Haag, bahkan nggak kepikiran pantai seperti apa sih yang dimaksud, jadinya hari itu super excited banget.
Tapi takut nggak sih lagi pandemi kok nginep di hotel? Tentu saja takut! Kami cek semua apakah hotelnya bersih, aman, ramai atau tidak. Tidak hanya itu, kami pun menyiapkan semua sanitizer pribadi jadi ketika sampai di hotel bisa bersih-bersih dan merasa lebih tenang.
Langsung aja yuk disimak bagaimana Hotel Ibis Den Haag dan bagaimana pengalaman kami selama menginap di Hotel Ibis. Is it worth it? You decide!
Hotel Ibis Den Haag
Setelah keliling melihat-lihat kota Den Haag kami pun melanjutkan perjalanan ke hotel, mengandalkan GPS aku dan mas bule sama-sama nggak tahu hotelnya seperti apa dan letaknya di mana. Bahkan kami salah belok tiga kali karena jalanan sudah cukup gelap dan cukup sempit namun crowded.
Sekalinya ketemu hotelnya ternyata jalanan di depan hotel sedang diperbaiki dan kami pun bingung mencari tempat parkir mobil, karena jalanan menuju hotel terdapat plang forbodden (dilarang masuk). Setelah lelah mencari tempat parkir akhirnya kami pun menelepon hotel untuk menanyakan akses menuju hotelnya.
Ternyata, pelanggan hotel tetap boleh memasuki jalanan tersebut dan akan ada plang kuning di kanan jalan untuk memasuki parkiran hotel yang sudah disediakan. Staff Hotel pun memberitahu kami kalau biaya parkir untuk semalam adalah 30 euro.
Bodo amat, rasanya sebel banget denger biaya parkir semahal itu, tapi ya mau gimana lagi udah nanggung. Di saat di Jakarta biasanya pengunjung hotel pasti bayar parkir gratis atau minimal semahal-mahalnya parkiran nggak cuma beda 4 euro dari harga hotelnya kan ya.
Asli, denger harga segitu mau marah duluan, tapi mas bule cuma ngingetin “hei, kita kan lagi mau liburan ya udah biarin aja.” (Berhubung doi yang bayar ya sudah lah ya, hanya bisa sebel sendirian). TAU GITU KAN MENDING CARI HOTEL MAHAL SEKALIAN YANG PARKIRNYA GRATIS! HUUU
Sesampainya di parkiran ternyata nggak ada mobil sama sekali dong! Entah karena memang nggak ada pengunjung yang sedang menginap di hari itu atau memang nggak ada yang mau parkir di situ ya. Mahal sih!
Selesai parkir dan mengambil barang-barang, kami pun berjalan menuju receptionist. Pemandangan lobby nya bagus. Jadi saat kamu sampai di depan hotel akan ada dua pintu sebelum kamu sampai ke lobby. Mungkin fungsinya untuk membersihkan sepatu dulu atau menghangatkan badan dari udara luar yang sangat dingin (ini ke sotoy-an saya doang ya).
Masuk ke lobi dan berbicara dengan staff receptionist ternyata ada tambahan biaya lagi (BERASA KENA TIPU BUKAN DAPET JACKPOT). Jadi tambahannya adalah harga hotel di weekend berbeda dengan harga hotel di weekdays (ya terus ngapain masukin ke hotel bid dong?? Kan tujuannya orang ikut begitu biar bayarnya murah ya bund!).
Harga tambahan untuk weekend adalah 25,7 euro dan tambahan admin fee sebesar 5,5 euro. Jadi total yang akhirnya dibayarkan adalah 95,2 euro untuk harga hotel semalam dan parkiran semalam (serius masih sakit hati sampai sekarang).
Tapi kan untuk menginap di hotel di Europe harga segitu murah dong semalem? Ya kalau ngomongin harga memang terkesan murah dan cukup masuk akal di Europe apalagi di beach side dapat harga segitu, tapi kan ekspektasi awalnya adalah lumayan nih dapat hotel murah.
Untungnya waktu di receptionist mereka bilang akan meng- upgrade kamar hotel ke kamar yang lebih besar. Benar aja, ketika sampai di kamar dapatnya seperti kamar suite, yang didapat adalah; bed besar, sofa bed, meja besar di bawah tv yang besar, lemari pakaian, meja untuk makan dan balkoni yang menghadap ke laut.
Pengalaman Menginap di Hotel Ibis Den Haag

Aku review satu-satu ya. Jadi ketika dari receptionist menuju kamar, kami harus naik elevator yang sepertinya sedang dalam perbaikan. Serem juga ya, karena benar-benar masih ngeliat kayu-kayu seperti triplek dan lantainya pun juga masih dilapisin karpet plastik tebal gitu.
Elevator nya kecil kemungkinan hanya muat 4-6 orang tidak termasuk barang-barang ya. Kalau bawa koper mungkin empat orang sudah cukup padat.
Kamarnya besar dan luas sekali, mungkin kalau di Indonesia uda bawa sanak keluarga seperti 12 orang pun masih banyak ruang kosong dan masih luas, jadi benar-benar besar ya. Ranjangnya standard hotel, nggak terlalu empuk tapi juga nggak terlalu keras.
Bukan tipe ranjang yang bikin gamau move on gitu alias empuk banget, tapi tetep enak buat ditidurin. Ranjangnya cukup besar ukuran queen bed pokoknya standard banget lah, nggak bisa berharap terlalu wow.
Selain ranjang, ada juga sofa bed yang empuk banget! Ok, sofa nya lebih empuk daripada ranjang. Sofanya sendiri berbahan bulu-bulu halus kayak bludru gitu, jadi cukup nyaman untuk diduduki dan ditiduri.
Lantainya dilapisi sama karpet yang cukup tebal tapi nggak begitu berasa bersih. Mungkin kalau menginap lebih lama boleh minta mereka untuk vacuum lantainya biar kita bisa lebih nyaman.
Ada TV yang cukup besar buat ditonton dari ranjang dan sofa. Channel nya cukup banyak juga tapi waktu itu saya nggak memakai TV nya karena lagi nguber series di Netflix buat diberesin, hehe.
Kamar mandinya standard ada shower dan glass border yang membatasi shower dan toilet. Selain dibatasi oleh kaca, untuk mandi juga lantainya sedikit lebih tinggi daripada lantai toilet dan wastafel, jadi toiletnya tetep bisa kering dan nggak takut basah setelah mandi.
Pemandangan dari Kamar Hotel Ibis Den Haag
Nah, highlight Hotel ini menurut saya ada di pemandangannya nih! Dari balkon kamar kamu bener-bener bisa langsung ngeliat ke laut dan gedung-gedung di Den Haag. Sebagai pencinta arsitektur bangunan Eropa, buatku ini menarik banget untuk dilihat dan jadi pemandangan saat bangun tidur.
Sayangnya, waktu ke sana lagi musim dingin yang lagi lumayan tinggi, jadi keluar kamar di area pantai kayak cari penyakit sebenarnya haha. Karena dinginnya amit-amit banget!
Is it still worth it? YES! The view is so good for me. Selain pemandangan kamu bener-bener bisa mendengar suara ombak laut tapi juga nggak terlalu berisik karena lokasi hotelnya nggak benar-benar sebelahan banget sama lautnya. Jadi masih aman dari suasana yang berisik.
Selain itu, kalau kamu mau ke pantai, kamu juga bisa langsung aja jalan kaki ke pantainya. Dari hotel menuju pantai paling hanya memakan waktu 10-20 menit jalan kaki. Well, akan lebih lama di musim dingin karena mungkin akan berenti dulu kedinginan di pinggir jalan sambil jalan pelan-pelan.
Kalau nggak mau jalan juga bisa langsung membawa mobil menuju pantainya, sayangnya parkirannya cukup padat kalau di akhir minggu. Ya, sama harus bayar parkir lagi kalau bawa mobil, kan maunya hemat hehe.
Lokasinya bisa kamu cek di map ini ya, Ibis Den Haag Scheveningen:
Service
Untuk service nya dari pihak receptionist komunikatif banget sama apa pun yang ditanya. Selain itu, kita juga bisa pesen makanan dari luar hotel pake aplikasi food delivery bawa ke kamar juga nggak masalah.
Jadi misalnya kamu mau enjoy di Hotel sambil makan makanan yang lain feel free to order. Nah, di kamar juga disediain piring, sendok, mangkok dll. Saya sendiri pesan Indian food jadi pake semua utensils hotel yang disediakan. Untuk kebersihan cuci dulu sendiri sebelum dipakai biar lebih ngerasa nyaman.
Penutup
Pengalaman saya menginap di Hotel Ibis Den Haag cukup memuaskan. Di luar dari harganya yang harus naik karena weekend price dan harga parkir mobil yang ternyata 30 euro sendiri, saya cukup puas berada di sana.
Tips dari saya adalah kalau bisa menginap di sana di musim spring atau di musim autumn, jadi nggak terlalu dingin untuk jalan-jalan keluar atau nongkrong di balkon. Di musim panas juga asik, karena bisa langsung berjemur di pantai.
Tapi, biasanya saat musim panas, daerah pantai di sana cukup ramai dengan orang-orang lokal dan turis yang berdatangan. So, cari waktu terbaik untuk kamu yaa.
Ikuti juga artikel tentang travel lainnya di Selangkah.id ya!